WIDIANINGSIH (SI UNYIL, TVRI - TIAP MINGGU Pkl: 12.00 WIB)

WIDIANINGSIH, (waktu itu) 37 tahun, setelah ditulis M. (Monitor), mendapat 50 surat lebih. Isinya? “Ada yang menyatakan cinta, simpatik, dan ada yang melamar saya.” Malah ada yang datang sendiri ke rumah, untuk mengatakan ingin mengawininya. “Saya menjadi bingung mendapat reaksi semacam itu.”

Sebelumnya, ia tidak pernah menghadapi hal semacam itu. Herannya, kebanyakan yang berkirim surat itu anak muda (era itu). “Saya memang lebih senang kawin dengan anak muda. Nggak cerewet seperti bapak-bapak.”

Tapi, saat itu ia masih belum bisa memilih. “Susah dong menentukan sebegitu banyak lamaran.” Apalagi perkawinan itu harus melewati perkenalan lebih dulu dan lebih mendalam, supaya saling mengenal satu sama lain. Kalau langsung comot? “Masa saya harus gagal untuk keempat kalinya lagi?” Nantinya, katanya, bila di atnara pelamar itu meemnuhi syarat dan luar dalam bisa dikenalinya, ia (waktu itu) akan menjatuhkan pilihan.

Terus terang, ia menginginkan calonnya itu yang bisa memahami dirinya sebagai artis. Yang tidak mengenal waktu dalam bekerja. Eh, Ning, kalau masih ada yang mau ikutan daftar (waktu itu), batas akhirnya sampai kapan?

Ditulis oleh: Bujang Praktiko

Dok. Monitor – No. 102/II/minggu ke-2 Oktober 1988/12-18 Oktober 1988, dengan sedikit perubahan

Komentar

Postingan Populer