BONUS - DEBORAH ADAIR HADIR, BIKIN KONFLIK DYNASTY MAKIN BERPUNTIR-PUNTIR (DYNASTY, TVRI - RABU MALAM Pkl: 22.30 WIB)

Dari kiri: Deborah Adair, John Forstyhe, dan Linda Evans

MUNCUL satu lagi tokoh dalam serial Dynasty. Artinya, muncul lagi salah satu sumber persoalan dalam kisah opera sabun Dynasty, yang dari dulu (jauh sebelum 1988-red) sudah cukup berpuntir-puntir alias berbelat-belit. Nama tokoh itu, Tracy Kendall. Muncul sejak episode ke-66, ditayangkan TVRI, Rabu, 19 Oktober 1988.

Seperti dikisahkan dalam episode yang mengambil judul dari namanya, Tracy, ia adalah humas baru di Denver-Carrington Oil, yang menggantikan dan direkomendasi Bill Rockwell yang mengundurkan diri. Padahal, Krystle pun ditawari Blake Carrington untuk menempati posisi yang sama. Akan berantemkah Krystle dengan Tracy? Jawabnya: kisah Dynasty makin melingkar-lingkar – dan dibikin-bikin.

Deborah Adair, pemerannya, menggambarkan Tracy sebagai perempuan ambisius yang akan menerjang apapun demi cita-citanya. Ia punya kesamaan dengan Alexis. Juga sama-sama tajam mulut.

Akankah kehadirannya menjadikan tekanan batin Krystle kian bertumpuk-tumpuk? Jawabnya: (waktu itu) tonton saja serial ini, kalau tak keburu bosan. Toh – tak bisa disembunyikan – di balik layar, ia memang bersaing dengan Linda Evans, pemeran Krystle. Ada yang bilang, jika Linda Evans itu ibaratnya bercahaya, maka Deborah Adair justru memancarkan bara. “Deborah Adair adalah Deborah Adair dan aku adalah aku,” ucap Linda Evans.

 


Biarlah Linda Evans “berantem” melawan Deborah Adair di balik kamera. (Belakangan itu), dengarlah komentar Mike Greenfield, agen yang menangani Deborah. “Deborah memang perempuan berambisi. Mirip-mirip Tracy. Tapi, ia tak membabi-buta atas ambisinya. Ia adalah pekerja keras, selain cermat.”  

Kecuali itu, Deborah adalah seorang perfeksionis, selalu ingin sempurna. “Aku akan sakit hati jika ada yang bilang bahwa kerjaku tidak baik,” ungkapnya. Ia bukannya sakit hati pada yang menilai dirinya, melainkan justru pada dirinya sendiri.

Pernah, dalam sebuah syuting bersama Linda Evans, sutradara menginterupsi, karena pengadeganannya kurang memuaskan. Langsung saja Deborah salah tingkah, sekalipun kekurangan itu ada pada Linda Evans. ”Aku tak akan bisa tenang sebelum kerjaku dinilai baik.”

Deoorah memang tipe perempuan karir. Bisa jadi, itu semua lantaran rasa sakit hatinya atas kegagalan perkawinannya dengan seorang politisi. “Aku kawin hanya untuk melarikan diri agar aku tak hanya memikirkan diri sendiri,” simpulnya tentang perceraiannya, kemudian.

Terlahir sebagai Deborah Adair Miller, di Lynchburg, Virginia, 23 Mei (tahunnya ogah diketahui), dari seorang ayah anggota angkatan laut dan ibu sebagai pendidik, ia sempat merampungkan studinya di bidang ‘advertising’ dan ‘marketing ‘di University of Washington.

Setelah lulus, selama 4 tahun, ia kerja sebagai penulis dan asisten manajer promosi di radio dan televisi KIRO, di Seattle. Setelah melihat bakatnya dalam ‘dramatic reading’, saat di SLA, tahun 1978 ia memutuskan diri pergi ke Hollywood.

Namanya dibukukan sebagai pemain lewat The Young and The Restless (di Indonesia kemudian diputar ANTV-red), tahun 1980. Atas permainannya dalam The Young ini, Wes Kenney, koproduser pelaksananya, sempat salah terka ketika menganggap Deborah akan tergantung pada seri ini.

Tahun 1983, Deborah meninggalkan The Young dengan alasan karena ingin lebih memperluas cakrawala. Ketahuan kemudian, Deborah “cabut” lantaran ingin main dalam Dynasty. “Dynasty menjadi fantasiku. Dynasty betul-betul murni hiburan yang kucari.”

Toh, Deborah tak bertahan lama terlibat dalam Dynasty. Tahun 1984 hingga 1985, ia terlibat dalam Finder of Lost Loves, sebagai Daisy Lloyd. Dynasty merupakan film kedua ia main bersama-sama John Forysthe, pemeran Blake Carrington. Sebelumnya, mereka main dalam Bachelor Father. Deb, siapakah yang menemanimu selama kamu menjanda? Ia (waktu itu) akan menjawab (berkelakar atu serius). Clouseau. Itu nama anjingnya.

Ditulis oleh: Veven Sp Wardhana

Dok. Monitor – No. 104/II/minggu ke-4 Oktober 1988/26 Oktober-1 November 1988, dengan sedikit perubahan

Komentar

Postingan Populer